Rabu, 06 April 2011

POHON JERUK BERBUAH PEPAYA

Posted by shigit barbara 16.35, under | No comments


Satu pohon jeruk yang ditanam di halaman rumah milik pasangan Husein dan R.A Mulyana di kelurahan Pulo Kerto Kecamatan Gandus Palembang berbuah pepaya. Demikian berita dari koresponden Televisi Palembang yang sehat dengan reiki terima di Studio Sembilan Sabtu 9 Maret kemaren.
Jika dalam syair lagu ada ungkapan semangka berdaun sirih, di kelurahan Pulo Kerto Kecamatan Gandus ada pohon jeruk berbuah pepaya. Pohon jeruk yang ditanam pasangan Husein dan R.A Mulyana di halaman rumahnya beberapa tahun lalu kini berbuah pepaya.

Beberapa warga sekitar Pulokerto menganggap keanehan ini bukan hal luar biasa karena memang ada jenis pohon jeruk yang bisa berbuah seperti pepaya baik bentuk dan rasa buahnyaMesti demikian banyak warga sekitar yang datang ingin melihat langsung bagaimana bentuk pohon jeruk berbuah pepaya tersebut.
Menurut R.A Mulyana pohon jeruknya telah berbuah dua kali namun ketika berbuah pertama kali buahnya hanya satu dan busuk langsung jatuh ke tanah sehingga ia tidak mengetahui kalau pohon jeruknya berbuah pepaya. Kali ini pohon jeruknya berbuah empat biji dan satu diantaranya ketika dibelah isi buah jeruk tersebut persis buah pepaya yang mengkal penuh biji ditengahnya ada serat seperti buah jeruk. Buah ini setelah dicicipi rasanya persis buah pepaya.

BISA ULAR SEBAGAI OBAT

Posted by shigit barbara 16.30, under | No comments






Ular berbisa merupakan salah satu hewan yang paling ditakuti, karena bisa nya sangat berbahaya dan mematikan. Namun di balik itu semua bisa ular ternyata bermanfaat sebagai obat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Itulah sekelumit prolog dari Snake Hunter Club Indonesia yang merayakan hari jadinya di Gedung Departemen Kehutanan yang juga dihadiri sehat dengan reiki bersama kerabat kerja televisi progama 2 DKI Jakarta Minggu 1/3 kemaren.

Salah satu organisasi yang aktif mempublikasikan manfaat ular berbisa adalah Snake Hunter Club Indonesia. Organisasi ini terdiri para aktivis kehutanan yang aktif melakukan penelitian dan pelestarian satwa ular di hutan-hutan Indonesia. Dalam perayaan hari jadinya yang ke-45 di Gedung Departemen Kehutanan, organisasi ini melakukan aksi sosial dengan memberikan pengobatan gratis dengan menggunakan serum ular berbisa dan mempertontonkan atraksi menjinakkan ular berbisa.

Memanfaatkan bisa ular sebagai obat alternatif untuk beragam penyakit memang bukanlah hal yang baru. Pemanfaatan bisa ular sebagai obat sebenarnya sudah digunakan sejak jaman perang dunia dahulu oleh para prajurit perang dalam menghindari penyakit seperti malaria.

Para prajutit ini sering bergerilaya masuk keluar hutan, melewati rawa-rawa dan menyeberang arus sungai dalam dan lebar sehingga memerlukan stamina prima dalam melakukan gerilyanya ini. Mereka para prajurit perang ini selalu mengkonsumsi bisa ular yang berupa serum sehingga kekebalan tubuh tetap terjaga dari gigitan nyamuk dan ular berbisa.

Kini manfaat bisa ular sebagai obat beragam penyakit semakin diakui pula oleah para ahli farmasi dan medis. Bisa ular yang difermentasikan menghasilkan serum yang mengandung cairan berkhasiat. Serum hasil fermentasi inilah yang kemudian dapat dikonsumsi oleh semua orang, baik yang menderita penyakit serius atau hanya untuk ketahanan tubuh dari gigitan binatang berbisa.

Beberapa penderita penyakit serius seperti penyakit diabetes, penyakit jantung dan stroke terbukti banyak yang telah memperoleh khasiat serum ular berbisa. Trianti seorang ibu muda berwajah cantik mengatakan kepada tim liputan,"Saya menderita penyakit jantung dan telah sembuh dari gangguan jantung setelah mengkonsumsi serum ular berbisa secara rutin," katanya seraya menyaksikan atraksi menjinakkan ular berbisa. Trianti sendiri juga kepingin belajar menjinakkan ular berbisa dan berniat bergabung dalam komunitas Snake Hunter Club.

Meski belum diteliti secara ilmiah di laboratorium dan kandungannya belum pernah dibuat sebagai obat farmasi namun secara medis bisa ular pernah dimanfaatkan sebagai obat stroke oleh para dokter di luar negeri. Melihat fenomena ini, Menteri Kehutanan MS. Kaban mengungkapkan bahwa ular di hutan-hutan di Indonesia sudah sepatutnya dijaga habitatnya.

Melihat khasiatnya maka habitat ular tidak saja dapat menjaga ekosistem di hutan namun terbukti bermanfaat besar bagi manusia. Demikian ia ungkapkan dalam acara bhakti sosial dari hari ulang tahun Snake Hunter Club Indonesia yang ke-45 di Gedung Manggala Wanabhakti Jakarta.

Atraksi yang menarik dari bhakti sosial ialah mendemonstrasikan bagaimana menjinakkan ular berbisa dengan menangkap ular mengunakan tangan. Ular berbisa yang dijinakkan dari jenis King Kobra, Ular Weling, Ular Senduk dan jenis ular berbisa lainnya.

Nah... kira-kira apakah anda semua mencintai binatang berbisa? Kalau ya Anda bisa bergabung menjadi anggota Hunter Snake Club Perhutani di nomer telepon 081384294981. Di sini akan dilatih bagaimana mempelajari ciri-ciri ular berbisa dan cara menangani bila ada ular berbisa masuk rumah. Dari Gedung Manggala Wanabhakti Jakarta Sehat dengan Reiki menulis untuk Sekolah Internet.

Selasa, 05 April 2011

TUMBUHAN LUMUT

Posted by shigit barbara 18.42, under | No comments


Hamparan Lumut 


Pendahuluan
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
Karakteristik Bryophyta
·        Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof
·        Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
·        Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
·        Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:a.       Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoidb.      Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
·        Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
·        Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
·        Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :-       Vaginula (kaki) -       Seta (tangkai) -       Apofisis (ujung seta yang melebar) -       Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.

Ciri-ciri umum Tumbuhan Lumut

§             Tumbuhan kecil, mempunyai talus (akar, batang dan daun sukar dibezakan)
§             Kitar hidup selangan Genussi
§             Genussi dominan adalah gametofit
§             Sporofit kekal melekat pada gametofit
§             Tinggi kurang daripada 15 cm
§             Gametofit Bryophyta mempunyai bentuk badan seperti daun
§             Ada yang mempunyai jasad taloid seperti piring yang pipih secara dorsiventral
§             Ada yang mempunyai paksi utama seperti batang yang mengeluarkan apendaj berupa daun
§             Daun tiada kutikel berlilin dan batang tiada berkas vaskular
§             Tumbuhan gametofit mempunyai struktur berfilamen seperti akar yang disebut rizoid
§             Rizoid melekatkan tumbuhan kepada batuan atau substrat yang lain
§             Rizoid bukan akar sebenar, ia selebar satu sel dan tiada jidal akar
Ciri-ciri dan Struktur Pembiakan
§             Gametofit matang keluarkan organ pembiakan khas yang disebut gametangium
§             Gametangium terdiri daripada organ seks jantan (anteridium) dan organ seks betina (arkegonium)
§ Anteridium menghasilkan sperma biflagelum yang motil
§ Arkegonium menghasilkan telur
§             Sperma bersenyawa dengan telur dan menghasilkan zigot (sporofit diploid), proses persenyawaan bergantung kepada air
§             Zigot menghasilkan kaki dan struktur penghasil spora yang disebut kapsul
§             Zigot yang masih melekat pada tumbuhan induk berkembang menjadi embrio multisel
§             Kapsul lazimnya terletak pada struktur seperti tangkai yang disebut seta
§             Kapsul terdiri daripada selapisan sel mandul yang mengelilingi tisu yang mengandungi sel induk spora
§             Sel induk spora membahagi secara meiosis dan menghasilkan spora haploid
§          Spora haploid disebarkan oleh angin apabila matang
§             Spora yang mendarat di atas tanah lembab akan bercambah dan keluarkan satu struktur yang disebut protonema
§             Protonema tumbuh menjadi tumbuhan gametofit haploid yang berdaun.
Habitat Lumut
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Siklus Hidup
Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofi.
Perkembangan Lumut
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya..
Manfaat Bryophyta
Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.

Phylum Platyhelminthes

Posted by shigit barbara 18.31, under | No comments

 Platyhelminthes

Platyhelminthes (dalam bahasa yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sedah lebih maju dibandingkan porifera dan Coelenterata.Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu ekstoderm, mesoderm, dan endoderm.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Platyhelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang berukuran hampir microskopis hingga yang panjangnya 20 cm.Tubuh Platyhelminthes simetris bilateral dengan bentuk pipih.Diantara hewan simetris bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana.
Struktur dan fungsi tubuh
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi.Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya.Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih.Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh.Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali.Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium)
Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit.Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh.
Cara hidup dan habitat
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
Reproduksi
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
Klasifikasi
Jenis Platyhelminthes dikelompokan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing rambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (caing pita).
Turbellaria (cacing rambut getar)
platyhelm_turbellaria_dugesia
platyhelm_turbellaria_dugesia
Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15 – 18 mm.Silia digunakan untuk bergerak.Pergerakan juga dapat menggunakan otot dengan gerakan seperti gelombang.Pada kalas ini akan dibahas mengenai ciri salah satu contoh Turbellaria, yaitu Dugesia.
Bagian anterior tubuh Dugesia berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut aurikel.Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesia mencari makanannya.
Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan.Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut.Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya.Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia.Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang sangat tinggi.
Trematoda (cacing isap)
platyhelm_trematoda_clonorchis
platyhelm_trematoda_clonorchis
Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior tubuhnya.kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya.Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya.Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit.
Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata.Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.Salah satu contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual.Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama.Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara.
Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia antara lain sebagai berikut :
- Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina )
cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.Inang perantaranya adalah siput air dan ikan.
- Schistosoma japonicum
Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pad saluran pencernaan manusia.Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri, berat badan turun, dan pembengkakan hati.
- Paragonimus westermani
Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia.Inang perantaranya adalah udang air tawar.
Cestoda (cacing pita)
taenia_pisiformis
taenia_pisiformis
Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.Pada skoleks terdapat alat pengisap.Skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid.
Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja.
Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya.Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus).Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna.Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.

phylum porifera

Posted by shigit barbara 18.29, under | No comments

PORIFERA

Ahli Botani masa lalu, mengelompokkan spons (porifera) ke dalam Kerajaan Plantae karena bentuknya yang bercabang-cabang dan tidak mampu bergerak secara nyata. Spons baru dikelompokkan ke dalam Kingdom Animalia pada tahun 1765, setelah dilakukan penelitian dan pengamatan arus air melalui oskulumnya yang bergerak.


Anggota Filum Porifera disebut dengan sebutan spons. Spons merupakan hewan air yang umumnya hidup di perairan laut dangkal yang bebas polusi. Di dunia, terdapat sekitar 10.000 spesies spons, dan hanya 100 spesies saja yang hidup di perairantawar. Spons dewasa bersifat sesil, hidup menempel pada batu, cangkang kerang, dan permukaan keras lainnya.

1. Ciri-ciri Porifera

Sekujur tubuh porifera terdapat pori-pori (porus: lubang kecil dan faro: membawa/mengandung), hal tersebut menjadi sebab utama penamaannya. Dia antara anggota-anggota Kerajaan Animalia, spons mempunyai stuktur tubuh yang paling sederhana. Hewan yang dikenal sebagai hewan spons ini merupakan organisme multiselular. Bentuk tubuh dan warnanya beragam, misalnya, mirip tumbuhan, bulat, pipih, dan ada yang mirip vas bunga, sedangkan warna tubuhny ada yang jingga, biru, hitam, ungu, kuning, dan merah.
Porifera belum mempunyai organ, simetri tubuh, sel-sel pengindra, sel saraf, saluran pencernaan., jaringan saraf maupun mulut. Tubuhnya tidak bisa bergerak secara dan melekat di dasar perairan (sesil). Kerangka tubuhnya kuat yang tersusun dari zat kapur, silikat, atau spongin. Mereka mempunyai daya regenerasi yang tinggi, artinya mampu menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang (rusak). Sehingga, jika hewan ini dipotong menjadi empat bagian, maka akan terbentuk empat hewan porifera baru.
Bentuk paling sederhan dari spons adalah seperti kantong yang kaku dan berpori
Tubuh Porifera terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a.       Oskulum : saluran penyebaran air dari tubuh. Tempat air keluar dari spongiosel.
b.      Ostium atau apurturea : lubang kecil tempat masuknya air ke dalam tubuh. Lubang pada porosit.
c.       Paragaster atau spongiosel : saluran yang terdapat di bagian tengah tubuh. Ruang kosong di dalam kantong.
d.      Dinding tubuh yang tersusun atas :
1)      Pinakosit : sel pelapis tubuh bagian luar, lapisan sel-sel yang berbentuk pipih
2)      Porosit : sel berlubang yang di dalamnya terdapat ostia.
3)      Miosit : sel otot yang mengelilingi porosit dan oskulum. Berfungsi untuk membuka dan menutup sel porosit dan oskulum. Jika miosit mengeut, maka sel porosit dan oskulum akan menutup.
4)      Koanosit : sel pelapis dinding spongiosel dan berfungsi untuk mencerna  makanan secara intrasel. Pada ujung sel terdapat flagela, sedangkan pada bagian pangkal terdapat vakuola.
5)      Amebosit : sel penghasil matriks pada lapisan tengah tubuh. Sel ini berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan dapat berubah fungsi menjadi ovum dan sperma.
6)      Skleroblas : sel penghasil spikula yang berfungsi sebagai rangka tubuh.

2. Sistem Pencernaan Makanan

Porifera hidup secara heterotrof. Makanan porifera antara lain diatom, protozoa kecil, bakteri dan partikel organik yang mengendap dari permukaan air. Makanan tersebut dicerna secara intraseluler di dalam vakuola.
Spons memperoleh makananya dengan cara menyaring partikel-pertikel makanan yang terbawa arus melewati tubuhnya. Makanan diperoleh dengan cara mengalirkan air melalui ostia (ostium) ke dalam spongiosel. Air digerakkan oleh flagelata yang terdapat pada koanosit. Selanjutnya, air dialirkan ke dalam vakuola yang terdapat di pangkal koanosit untuk dicerna.  Bahan makanan yanga sudah dicerna akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh oleh sel amebosit. Sisa hasil pencernaan dikeluarkan ke spongiosel dan dibuang keluar tubuh memalui ostium.

3. Sistem Reproduksi
Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual maupun seksual. Umumnya, spons bersifat hermafrodit
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Dilakukan dengan membentuk tunas pada tubuh induk., lama-kelamaan akan terbentuk koloni porifera. Fragmen-fragmen kecil melepaskan diri dari spons induk, menempel pada substrat, dan tumbuh menjadi spons baru.

Reproduksi aseksual  porifera air tawar bisa juga dilakukan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang kering dengan pembentukan gemule ( butir benih / tunas internal), yaitu sel amebosit yang dibungkjus oleh tiga lapisan kuat. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar.Gemule akan terlihat pada saat induk hancur. Jika kondisi lingkungan membaik kemabali,  maka lapisan pelindung pecah dan kehidupan dilangsungkan kembali.      
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan pembuahan sel telur suatu porifera oleh sel sprema porifera yang lain secara internal. Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum. Kedua sel kelamin terbentuk dari perkembangan sel-sel amebosit atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke dalam air, kemudian masuk ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk melakukan fertilisasi. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut akan keluar dari tubuh porifera induk melalui oskulum, kemudian melekat di dasar perairan untuk tumbuh menjadi dewasa.

4. Keragaman Porifera

Porifera dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air maupun jenis zat penyusu rangka tubuh.

a. Tipe saluran air
1) Tipe Askon : sistem saluran air yang paling sederhana, secara berurutan terdiri atas ostia, spongiosel, dan oskulum. Contohnya: Leucosolenia dan Clatharina blanca.
2)  Tipe Sikon : saluran airnya meliputi ostia, saluran radial yang tidak bercabang, spongiosel, dan oskulum. Contohnya : Pheronema sp., Schypa, dan Sycon gelatinosum.
3) Tipe Leukon (ragon) : tipe terumit. Salurannya terdiri atas ostia, saluran radial yang bercabang-cabang, spongiosel, dan oskulum. Contohnya: Euspongia officinalis dan Euspongia mollissima.

b. Jenis Zat Penyusun Rangka Tubuh
            1) Kalkarea : tubuhnya tersususn dari zat kalsium karbonat (kapur), memiliki ukuran tubuh kecil, dan hidup di laut dangkal. Contohnya : Klathrina blanca dan Sycon gelatinosum.
            2) Heksaktinelida : memiliki rangka tubuh dari zat silikat. Contohnya : Pheronema sp.
            3) Demospongiae : ada yang tidak mempunyai rangka atau mempunyai rangka dari serabut spongin (zat tanduk), dan ada juga yang tersusun dari serabut spongin dan zat silikat. Contohya: Euspongia officinalis, Euspongia mollisima, dan Spongila carteri (rangka dari spongin), Poterion dan Oscarella sp. (tanpa rangka tubuh), serta Corticium candelabrum (rangka dari spongin dan silikat).

5. Peranan Porifera
Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor.
Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci, sedangkan Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi.


Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker, sedangkan obat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.

phylum coelenterata

Posted by shigit barbara 18.26, under | No comments

Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus. Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.P ada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).
Mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berfungsi seperti Usus pada hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut rongga Gastrovaskuler. Simetri tubuhnya Radial dan terdapat Tentakel disekitar mulutnya yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam tubuhnya. Tentakel vang dilengkapi sel Knidoblas yang mengandung racun sengat disebut Nematokis (ciri khas dari hewan berongga).
Dan juga Coelenterata termasuk hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.
Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.
Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Sebagian besar Coelenterata hidup di laut kecuali hydra sp. dan beberapa jenis lainnya. Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase Polip dan fase Medusa. Polip adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat (tidak dapat berpindah) sedangkan medusa adalah fase saat hewan dapat bergerak bebas.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel).Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.
Cara Hidup
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
Klasifikasi
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Penjelasannya sebagai berikut :
Hydrozoa
siklus hidup hydrozoa Filum Coelenterata disertai Contoh
Daur Hidup Hydrozoa

Obelia Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, yang mempunyai arti hydro = air,dan zoa = hewan. Sebagian besar Hydrozoa memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Hydra, yang hidup di dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang melekat pada dasar
disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan cara vegetatif maupun generatif. Contoh lain adalah Obelia.
Scypozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.
Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
Sebagian besar hidup dalam bentuk medusa. Bentuk polip hanya pada tingkat larva.
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Aurelia sp. (ubur-ubur kuping) yang sering terdampar di pantai-pantai.
Larva disebut Planula, kemudian menjadi polip yang disebut Skifistoma. Dari skifistoma terbentuk medusa yang disebut Efira.
Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.
Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
Selain itu contohnya adalah anemon laut (Cribinopsis fernaldi). Mempunyai alat pernafasan sederhana disebut Sifonoglifa.

Teori Harun Yahya: Teori Darwin Sumber Komunisme

Posted by shigit barbara 17.26, under | No comments

Teori Harun Yahya adalah teori yang menjawab bahwa teori Darwin adalah salah. Teori Darwin menyimpulkan bahwa berdasarkan kajian evolusi yang dia amati, manusia berasal dari evolusi kera, yang kemudian di gambarkan perkembangannya, dari kera hingga kepada manusia modern sekarang ini. Teori Darwin menghilangkan akan keyakinan dalam Teori Penciptaan, bahwa manusia diciptakan oleh Allah swt.
Perkembangan teori Darwin ini memunculkan kedudukan manusia kepada nilai evolusi yang berbeda-beda. Kelompok manusia dinilai dalam evolusi yang lebih sempurna dibandingkan kelompok manusia yang lain. Teori ini dalam kajian Harun Yahya yang menjadikan manusia arogan terhadap bentuknya sekarang. Penduduk Aria Jerman merasa memiliki kesempurnaan dibandingkan dengan penduduk yang lain sehingga menjadikan perang antar suku bangsa karena perbedaan fisik semata. Perang Dunia I dan II dikatakan oleh Harun Yahya didasarkan oleh perbudakan manusia yang berfisik rendah terhadap manusia yang berfisik lebih tinggi menurut teori Darwin. Teori Darwin menyimpulkan bahwa semakin sempurna ciri fisik manusia maka semakin sempurna evolusi yang dialaminya.
Kajian-kajian dalam teori Darwin adalah pembangkangan terhadap teori penciptaan. Kedua teori ini dimunculkan dalam pelajaran di Sekolah. Namun pembahasan dan kesimpulan akan keberadaan manusia di bumi lebih ditekankan kepada bagian dari evolusi hewan kera. Pada kenyataannya pembagian makhluk hidup juga menyimpang dari teori penciptaan yang banyak diajarkan di dalam mata pelajaran agama islam. Agama islam mengajarkan bahwa sebelum manusia diciptakan, Allah swt sudah menciptakan makhluk hidup, yaitu hewan, tumbuhan, malaikat, dan jin. Setelah manusia diciptakan, makhluk hidup-makhluk hidup tersebut diperkenalkan kepada Adam as sebagai manusia pertama.
Teori Darwin hingga sekarang menjadikan negara berdasarkan Pancasila ini masih menyisakan manusia-manusia yang menolak teori Penciptaan. Bahkan dengan santun mereka mengatakan bahwa jangan campur baurkan antara agama dan ilmu pengetahuan. Orang-orang sombong ini masih bebas berkeliaran di negara Pancasila ini, ada yang berfasilitas sebagai pegawai pemerintah dan ada juga yang sebagai pegawai swasta. Para darwinisme ini yang sebenarnya merusak pikiran manusia dengan berlindung dibawah Pancasila. Mereka menekan manusia yang taat beragama (islam) untuk berpancasila, setelah berpancasila mereka akan digiring untuk antiagama.
Tap MPRS yang mencabut ajaran leninnisme, marxisme masih berlaku di Indonesia. Ajaran leninisme dan marxisme adalah ajaran darwinisme yang antiagama. Mereka pelan dan pasti akan menjerumuskan manusia-manusia beragama (islam) untuk anti agama di saat pengikut darwinisme ini tidak berkuasa, dan akan melenyapkan manusia yang beragama (islam) di saat mereka berkuasa. Contoh di Indonesia pada peristiwa Pemberontakan PKI.
Pada dasarnya teori ini diajarkan karena negara diwakili pengajar biologi yang berpandangan bahwa teori Darwin adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan. Sehingga negara memberikan fasilitas untuk terjadinya transfer ilmu pengetahuan kepada siswa. Pelajaran biologi memuat ajaran yang bertentengan dengan ajaran agama (islam). Sehingga di saat ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan agama diberikan fasilitas oleh negara maka negara ini telah menjadi sesat karena meninggalkan agama. Dalam teori bahasa ada pepatah mengatakan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buntu dan ilmu pengetahuan tanpa agama adalah sesat. Manusia diberikan daya pikir untuk menafsirkan ilmu Allah swt yang ada di dalam Al Quran (kauliyah) maupun ilmu kauniyah (yang tidak tertulis dalam Al Quran).
Dalam penafsiran tersebut Allah swt tidak memberikan hak paten kepada manusia yang memiliki penafsiran, bahkan musyrik berpegang kepada manusia yang bukan bersumber dari Rasullullah saw. Kepemimpinan yang berdasarkan taklid atas penafsiran ayat-ayat Allah swt ini yang kemudian menjadikan manusia sombong, manusia akhirnya menolak kebenaran dari Allah swt dan mengikuti langkah setan. Evolusi yang dikemukakan Darwin adalah berdasarkan pengamatan persamaan antara burung di kepulauan Galapagos dan burung yang ada di seberang pulau Galapagos. kemudian disimpulkan oleh Darwin bahwa burung yang ada di Galapagos adalah hasil evolusi dari burung di seberang pulau Galapagos.
Darwin tidak membuka pikirannya bahwa burung memiliki kemampuan terbang yang bisa jadi tidak diketahui oleh manusia. Dan Allah swt menciptakan makhluk seperti halnya burung tidaklah sama, dengan maksud agar manusia berpikir. Kemampuan burung terbang bisa menyebabkan burung-burung sejenis bertemu dan kawin. Dari perkawinan itu akan menjadi jenis-jenis burung baru. Namun Darwin tidak membahasnya, dia hanya mengambil kesimpulan bahwa perubahan fisik itu karena faktor alam dengan beradaptasi. Sehingga dari adaptasi terbentuk burung baru dengan ciri fisik yang baru.
Kejahatan di Indonesia akan berkurang jika manusia Indonesia sendiri dikembalikan kepada agamanya. Untuk mengembalikan manusia Indonesia ke dalam agamanya, yang beragama islam dikembalikan kepada ajaran islam, dan yang beragama non islam dikembalikan sesuai agama non islamnya. Negara sebagai bentukan dari rakyatnya harus memberikan keamanan bagi rakyatnya untuk menjalankan agamanya. Negara diwakili pemerintah memberikan jaminan keamanan kepada rakyatnya untuk beribadah hanya yang sesuai dengan ajaran agamanya, sedangkan penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan ibadah tersebut dilarang oleh negara.
Semoga Hari Pahlawan ini menjadi Titik Balik Negara Indonesia dari Anti Agama menjadi Beragama.